Sering Masturbasi Bisa Bikin Disfungsi Ereksi, Benarkah?


Hingga kini, tidak tidak banyak orang, khususnya kaum Adam, yang masih percaya bahwa masturbasi bisa berdampak terjadinya disfungsi ereksi. Saat seorang laki-laki merasakan impotensi, tidak jarang kali langsung dikaitkan dengan kelaziman mereka yang terlalu tidak jarang masturbasi ini. Namun, benarkah terlalu tidak jarang masturbasi bisa dominan  pada disfungsi ereksi pada pria?

Masturbasi, Benarkah Sebabkan Disfungsi Ereksi?


Ternyata, masturbasi yang dinamakan menjadi penyebab dari disfungsi ereksi ialah mitos belaka. Bahkan, disebutkan bahwa masturbasi menjadi kegiatan yang umum dan memiliki sekian banyak  manfaat. Kegiatan ini tidak memberikan akibat negatif pada frekuensi atau kualitas ereksi dari penis.

Sering Masturbasi Bisa Bikin Disfungsi Ereksi


Sebenarnya, kegiatan ini terbilang umum terjadi pada perempuan maupun pria. Namun, ada lelaki yang mengalami lumayan kesulitan guna mendapat atau menjaga ereksi, dan situasi ini yang dikenal dengan disfungsi ereksi. Jadi, sekali lagi, tidak terdapat hubungan antara terlalu tidak jarang masturbasi dengan disfungsi ereksi pada pria.

Lalu, Apa Sebenarnya Manfaat Masturbasi?


Bukan membawa akibat negatif, masturbasi bisa menjadi kegiatan yang menyehatkan. Aktivitas ini dinilai efektif untuk menolong mendapatkan istirahat lebih nyaman, melepas stres, dan meminimalisir ketegangan. Namun, ada urusan yang butuh dipahami, bila ternyata sesudah masturbasi, belum pasti kamu dapat langsung ereksi lagi. Meskipun begitu, ini tidak terdapat kaitannya dengan disfungsi ereksi.

Ada satu periode yang dikenal dengan istilah refraktori lelaki yang sudah tentu tidak sama dengan disfungsi ereksi atau impotensi. Periode ini mengindikasikan masa pemulihan yang terjadi pada lelaki sebelum ia dapat kembali ereksi setelah mengerjakan ejakulasi. Jadi, tidak boleh salah makna kalau ketidakmampuan penis ereksi setelah anda ejakulasi sebab masturbasi diakibatkan karena kegiatan ini. Bisa jadi, kamu malah sedang merasakan stres atau depresi berat yang menyebabkan hilangnya keterampilan ereksi.

Terjadinya impotensi atau disfungsi ereksi bisa muncul sebab kurangnya komunikasi antar pasangan. Sudah pasti, urusan ini diperlukan supaya masing-masing memahami keperluan seksual satu sama lain. Pasalnya, pasangan yang dapat menjalin komunikasi dengan lebih baik ingin mempunyai tingkat impotensi yang lebih rendah dikomparasikan dengan pasangan yang tidak melakukannya.

Ini artinya, tidak boleh pernah memendam apa yang anda rasakan sendiri, terlebih andai telah mencantol masalah reproduksi atau seks. Kalau anda masih merasa tidak cukup percaya diri guna bercerita pada rekan atau keluarga, ceritakan dan tanyakan pada berpengalaman psikologi dari Halodoc. Kamu bakal mendapatkan penyelesaian terbaik dari seluruh masalah langsung dari dokter ahlinya.

Apa yang Menyebabkan Seseorang Alami Impotensi?


Salah satu hal yang dinilai memegang pengaruh besar terhadap masalah impotensi pada seseorang ialah usia. Kondisi ini seringkali lebih tidak jarang terjadi pada lelaki berusia 40 tahun ke atas. Potensi terjadinya disfungsi ereksi pun meningkat sampai 15 persen pada lelaki berusia 70 tahun.

Faktor lainnya yang turut memengaruhi ialah obesitas, adanya riwayat penyakit jantung, diabetes, kelaziman buruk mengisap rokok dan konsumsi minuman beralkohol, dan masalah gangguan drainase kemih pada unsur bawah, laksana prostat atau uretra. Namun, bagaimana andai impotensi terjadi pada lelaki dengan umur lebih muda?

Hal ini diprovokasi oleh kelaziman hidup yang tidak cukup baik. Termasuk stres, depresi, tidak jarang begadang atau merasakan insomnia, masalah pada drainase kemih, mengalami kegelisahan berlebihan, obesitas, dan riwayat cedera tulang belakang, laksana spina bifida atau multiple sclerosis. Jadi, tidak boleh lagi berpikir bahwa masturbasi dapat sebabkan terjadinya disfungsi ereksi, ya!